Tentang Praktek dan Latihan serta Rekan Seperjalanan
Bismillahirrahmannirrahiim,
Menyambung bahasan kita yang
lalu mengenai motivasi, ijinkan saya melanjutkan bahasan kita hari ini perihal
praktek dan latihan agar motivasi kita tetap terjaga ya….
Motivasi letaknya di dalam
diri. Motivasi bersifat menggerakkan seluruh indera kita untuk melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan yang kita ingini. Selaiknya semua hal yang berada
di area state dalam NLP, maka hal
utama yang perlu kita perhatikan adalah area pikiran.
Masih ingat ya bahwa pikiran
mempengaruhi perasaan, perasaan akan mempengaruhi perbuatan?
Nah, dalam hal motivasi, kita
perlu menggali lagi seberapa penting motivasi untuk melakukan sesuatu bagi
diri. Mengapa?
If it is important to you, you will find
a way. If not, you’ll find an excuse. (Unknown)
Jika
sesuatu itu penting, maka kita kan meluangkan waktu dan tenaga serta seluruh
sumber daya yang ada pada kita untuk tetap mempertahankannya, jika tidak, maka
seribu satu alasan akan menggoda kita untuk menunda-nunda.
Memahami
penting atau tidaknya suatu tujuan, akan berlanjut kepada komitmen kita untuk
terus melakukannya secara konsisten. Jika konsistensi telah didapatkan, dan
dilakukan secara berulang-ulang, maka kebiasaan baru akan terbentuk.
Alah bisa karena biasa, begitu
pepatah kita berkata.
Nah
pertanyaan lanjutan yang biasa ditanyakan adalah, kenapa harus berulang-ulang?
Saya
sudah berbagi perihal ini di pembahasan kita di hari pertama, dan akan saya
ulani lagi ya. Hahahahaa….
Mengapa berulang kali?
Karena sejatinya keahlian itu dihasilkan atas adanya pengalaman melakukan.
Bukan hanya sekedar teori dalam tataran. Semakin sering kita melakukan, semakin
paham dan dalam suatu keahlian. Semakin mengenal celah kedalaman serta
kesalahan. Lalu kemudian, pengalaman inilah yang akan membentuk kita sebagai
pencari ilmu untuk terus maju. Karena tahu belum berarti mampu, dan mampu belum
berarti sudah jitu. Perlu latihan dan ujian terlebih dahulu untuk menjadi
seorang empu. Setiap latihan akan menghasilkan pengalaman serta pemahaman baru.
Berapa lama berulangnya?
Sebanyak yang kita bisa,
sebanyak yang kita mampu dan mau, sejauh dampak yang ingin kita tuju serta
sedalam makna yang tanam dalam kalbu.
Stephen Covey dalam ilmu 7
Habits-nya mengatakan lakukan minimal 7 hari dalam 7 minggu. Mas Darmawan Aji,
salah seorang guru, mengatakan lakukan setidaknya dalam 12 pekan.
Tujuh minggu atau dua belas pekan adalah
alternatif pilihan.
Siapa yang menentukan?
Kita. Pengendali pikiran
serta pengambil keputusan.
Seberapa banyak dan lama
praktek latihan perlu dilakukan sebenarnya bukanlah patokan atau acuan. Para
ahli hanya bisa menyarankan berdasarkan riset yang telah lakukan. Berdasarkan
pengalaman yang mereka rasakan. Kita memiliki kepentingan, tujuan, serta
pengalaman sendiri yang mungkin belum sempat kita petakan.
Maka lihat, dengar dan rasakan.
Seberapa penting
mempertahankan motivasi ini bagi diri? Untuk siapa motivasi ini kita
pertahankan? Siapa yang memegang kendali atas mempertahankannya? Ajak diri
untuk jujur menjawab agar dimudahkan seluruh prosesnya.
Karena semua yang berkenaan
dengan rasa memang perlu diselami dengan seksama pemaknaannya.
Apakah ada jaminan bahwa mereka
yang sukses melakukan latihan secara konsisten selama berpekan-pekan akan terus
berpegang teguh pada komitmen? Tidak ada.
Tapi setidaknya mereka
pernah melakukan. Dan saat sesuatu hal telah menjadi kebiasaan, maka saat kita
absen tak melakukan, biasanya ada rasa yang kurang di ujung sana. Siapa dia?
Dia adalah bagian dari
kita, yang selalu setia mengirimkan sinyal dan alarm pada saat-saat yang tak
biasa. Namun terkadang kita abai akan kehadirannya. Dia adalah accountability partner yang setia dan
paling utama. Saya lebih condong menyebut accountability
partner sebagai rekan seperjalanan. Saat diri belum merasa memiliki
kepekaan yang memadai, maka pilihlah salah seorang terdekat kita untuk
membersamai langkah kita. Ajak ia untuk membersamai kita dalam proses praktek
dan latihan kita.
Orangnya bisa siapa saja. Tapi ijinkan saya
berbagi tips bagaimana memilih rekan seperjalanan yang efektif:
- Temukan seseorang yang lebih disiplin daripada Anda.
- Pilih rekan yang paling Anda hindari untuk kecewakan.
- Temukan rekan yang Anda tahu memiliki perhatian, waktu dan komitmen untuk membersamai Anda dalam mencapai tujuan.
- Rekan seperjalan sejatinya adalah teman yang bersedi berkata jujur pada Anda, sepahit apapun nanti resikonya.
Rekan
seperjalanan Anda adalah seseorang yang bisa Anda andalkan untuk menjaga
komitmen anda secara konsisten. Yang tak segan mengingatkan Anda saat anda
terlupa atau mulai menemukan seribu alasan untuk menunda. Ia akan menjadi orang
yang paling berbahagia atas keberhasilan Anda, dan yang paling awal
memperingatkan Anda dengan pedas saat Anda dihinggapi rasa malas.
Maka,
sudah siapkah berpikir dan merasakan seberapa penting menjaga motivasi Anda?
Sudah
siapkah memberikan makna baru mengenai pentingnya praktek dan latihan bagi diri
Anda?
Sudah
terbayangkah siapa yang akan menjadi rekan seperjalanan Anda?
Yuk,
latihan bersama-sama!
Komentar
Posting Komentar