Mengajar Dengan Hati – Satu dari Sekian Latar Belakang
Miris. Dalam beberapa waktu ke belakang, khalayak diramaikan dengan
adanya kasus pemidanaan guru-guru di beberapa daerah sebagai akibat dari upaya
para guru tersebut dalam memberikan teguran pada siswanya. Tulisan ini tidak
dalam upaya menghakimi mana pihak yang salah atau benar. Terlepas atas kasus
yang ada serta cara penanganannya.
Mengapa mengajar dari hati? Karena sesungguhnya hati adalah inti
dari pusat penggerak jiwa dan ragawi. Rasulullah Muhammad saw
bersabda dalam hadits Ibnu Mas’ud:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah,
sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan
baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula
seluruh anggota tubuh, ketahuilah di adalah hati.” (Muttafaqun alaih).
Pendekatan yang akan penulis paparkan
dalam tulisan ini menggunakan pendekatan Neuro Linguistic Programming (NLP).
Secara singkat, NLP didefinisikan sebagai teknologi berpikir, berbahasa,
berstrategi, bertindak, untuk mencapai hasil yang kita inginkan.
(Nikolay, 2010).
Pendekatan NLP memfokuskan diri pada
Neuro (mengacu pada otak/pikiran kita). Linguistic (mengacu kepada bahasa)
bagaimana kita menggunakan bahasa serta pengaruhnya pada kehidupan kita. Dan
yang terakhir adalah Programming (pemograman pikir dan bahasa kita) yang berpengaruh pada
perilaku kita dalam mencapai tujuan tertentu serta bagaimana melakukan proses
modifikasi dalam pelaksanaannya.
Lalu, bagaimana mengajar dengan hati? Pada
kehidupan sehari-hari, apa yang kita pikir (pada otak/neuro) serta pengalaman
dimana di dalamnya ada kata-kata maupun kenangan dalam bentuk bahasa
(linguistik) yang pernah kita dapat dan tertanam dalam pikir akan membawa
perasaan tersendiri dalam hati (rasa dan hati). Hal-hal ini lah yang
mempengaruhi tindakan dan ucapan kita. Jika memori yang tertanam buruk, rasa
yang ada pun seringkali buruk. Dan rasa yang buruk akan menghasilkan mood yang
buruk pula. Sehingga tidak heran, pada akhirnya tindakan yang kita lakukan
bukanlah sesuatu yang dapat kita banggakan.
Sebagai seorang guru yang segala tindak
tanduknya akan digugu dan ditiru, sudah sepantasnya, jika apa yang kita lakukan
itu merupakan tindakan-tindakan yang merupakan hasil pengolahan pikir dan rasa
yang cermat. Dalam buku NLP: ‘The Art of Enjoying Life’ (Yuliawan, 2014)
menjelaskan, secara sederhana, digambarkan bahwa asumsi yang kita miliki dalam
pikiran kita belum tentu merupakan hal yang sesungguhnya terjadi. Bahwa setiap
persona, baik itu guru, murid maupun orangtua akan memunculkan respon atas
asumsi yang dimiliki. Maka kita perlu sangat berhati-hati dengan asumsi. Dalam
NLP, setiap penggiatnya percaya bahwa ada maksud baik di balik setiap perilaku.
Kuncinya adalah, kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Makna komunikasi ini akan
terletak pada respon yang kita dapatkan. Semakin positif respon yang
didapatkan, semakin baik komunikasi yang telah terjalin. Namun jika tidak, atau
bahkan penolakan yang kita terima, ini merupakan indikasi atas kekurangakraban
kita sebagai guru terhadap murid dan atau orang tua. Maka latihlah terus
kemampuan komunikasi kita, asah lagi hati dan pilihan kata kita. Jaga intonasi
dan mimik kita. Mungkin ada yang salah disana. Karena mereka yang mampu
membingkai komunikasi, akan mengendalikan jalannya komunikasi. Teruslah
berlatih untuk mengasah diri. Karena tidak ada kegagalan, yang ada hanyalah
pembelajaran. Bukankah kita semua merupakan insan pembelajar sejati? Yang tak
akan berhenti untuk terus belajar hingga mati? Satu hal yang perlu diingat,
orang yang paling luwes-lah yang akan memegang kendali. Sebagai guru, model
mengajar dengan hati ini merupakan hal terindah yang dapat kita sebarkan tidak
hanya pada peserta didik kita, namun juga bagi para orang tua dan seluruh
stakeholder yang terlibat di dalamnya. Mari mulai memberikan warna lain pada
pendidikan karakter siswa kita. Dimana kita berperan menjadi contohnya.
Komentar
Posting Komentar