Menciptakan Keseimbangan
“Balance is not something you find, it’s something you create.”- Jana Kingsford.
Dalam hidup, setiap hal diciptakan secara berpasang-pasangan. Malam dan siang, pagi dan petang, laki dan perempuan, pergi dan datang. Yin dan yang.
Seimbang menjadi titik awal keselarasan. Upaya pemenuhan hak diri dalam menciptakan ketenangan lahir dan batin saat memberikan pemaknaan alasan dikirimnya kita ke muka bumi.
Sebagai pemimpin bagi diri, maka menciptakan keseimbangan sepenuhnya bergantung pada setiap pribadi.
Bagaimana cara menciptakan keseimbangan?
Saya biasa memulai dengan menjaga kesehatan. Sebagai anak yang dilahirkan dengan asma keturunan, saya mulai memahami batasan-batasan apa yang perlu saya hindari dan lakukan. Agar saat sang asma menyapa, ia hadir untuk mengingatkan bahwa ada hak badan yang perlu ditunaikan. Bahwa mungkin saya telah mendorong diri saya secara berlebihan. Bahwa cuaca dan musim telah mulai ganti secara bergiliran. Bahwa karpet, sprei, selimut dan gordyn bahkan boneka sudah saatnya untuk dibersihkan. Atau bahwa saya telah mengutilisasi emosi saya secara berlebihan. Mengetahui betul pemicu untuk memperpendek masa kunjungan penyakit yang besarang di badan. Tidak perlu ngotot untuk langsung menghilangkan, karena sejatinya ia datang untuk memberikan pelajaran. Pelajaran untuk menjaga kesehatan.
Lalu, mengetahui dan menjalankan serta menjadwalkan prioritas kehidupan. Penting bagi saya, agar tidak terjebak dalam banyak kegiatan yang ternyata tidak selaras dengan misi hidup yang saya tetapkan. Menghindarkan diri dari gempuran deadline atas hal-hal yang saya tunda dan janjikan akan diselesaikan. Sebelum memutuskan untuk menentukan pilihan, saya akan kembalikan pada diri. Jika saya memilih ini, bagaimana efeknya bagi lingkungan terdekat saya? Perilaku apa yang saya perlu saya lakukan? Apa kemampuan yang saya miliki untuk menjalani pilihan ini? Pendekatan dan strategi apa yang bisa diterapkan? Apa manfaatnya? Apa maknanya? Bagaimana saya secara pribadi memaknai peran saya atas pilihan ini? Selaraskah dengan tujuan saya dikirimkan ke muka bumi ini? Apa sebenarnya yang menjadi makna terdalam pilihan ini?
Sungguh, sejatinya tak ada satu kegiatan pun yang bisa dipandang remeh saat diresapi dan dipahami dengan cara ini. Duh, jadi mbrebes mili.
Setelah itu, ciptakan pola pikir yang efisien. Mulailah berusaha untuk secara terorganisir membuat perencanaan ke depan. Karena idiom if you fail to plan, you plan to fail itu benar adanya. Gagal melakukan perencanaan berarti merencanakan kegagalan.
JLEB.
Atas prioritas yang tadi kita buat dan jadwalkan serta makna yang disematkan atasnya, langkah-langkahnya kemudian ditetapkan. Mulai dari langkah kecil dan konsisten dalam menjalankannya jauh lebih baik daripada melakukan perubahan besar namun sporadis dan angin-anginan. Karena komitmen dan konsistensi bagi saya adalah modal utama. Diikuti dengan kegigihan serta keuletan.
Mengapa?
Karena langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri atas terjadinya hal yang tidak diharapkan. Expect the unexpected. Jika ada yang menghalangi terjalankannya pilihan ini, kira-kira apa yang muncul dalam prediksi diri? Bagaimana cara mengatasi? Siapa yang memiliki kendali atas hal ini? Seberapa yakinkah kesanggupan dalam mengatasi? Masihkah hal ini selaras dengan makna diri? Mempersiapkan diri beda dengan memikirkan efek buruk yang kemudian pada akhirnya malah menghalangi langkah pribadi. Mempersiapkan diri berarti mencoba untuk mengenali rasa bila jika dan hanya jika ada hal yang menghalangi. Bukan mengharapkan hal itu terjadi. Namun jika memang benar, we should be well prepared and ready.
Terasa bedanya?
Lihat, dengar, rasakan.
Last but not least, jaga dan pelihara sikap mental positif. Selaras antara pikiran, perasaan dan perbuatan serta ucapan. Memahami dan memaknai maksud baik atas setiap hal yang terjadi dalam kehidupan, meyakini bahwa kita memiliki kemampuan untuk menjalankan peran, menikmati setiap proses kehidupan serta menjalankan pilihan dengan keyakinan bahwa hal ini selaras dengan tujuan dan makna kehidupan yang dipilihkan Tuhan, Allah ar Rahman.
Pemaknaan yang bisa diresapi sesederhana menarik nafas, menahannya beberapa saat untuk dihembuskan secara perlahan.
Lihat, dengar, rasakan.
Semua ini dilakukan demi menciptakan keseimbangan untuk keselarasan dan kedamaian. Dalam menjalankannya, kita memerlukan kesadaran untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan.
“Balance is the key of everything. What we do, think, say, eat, feel, they all require awareness, and through this awareness we can grow.” - Koi Fresco.
Selamat menikmati perjalanan menciptakan keseimbangan!
Komentar
Posting Komentar