Melepas Ikatan

Sejatinya setiap manusia memiliki keterikatan satu dengan lainnya.
Ibaratnya tali tak terlihat, ikatan-ikatan itu menyatukan rasa, jiwa dan raga.
Keluarga adalah salah satu ikatan yang utama. Tak terlihat, namun terasa.
Tak hanya ikatan secara darah dan keturunan, keluarga bisa terbentuk atas dasar kesamaan, pekerjaan, komunitas, lemparan takdir dan nasib. 

Namun hati-hati dengan ikatan.
Laksana tali mati, terkadang ikatannya terasa menyesakkan.
Hal ini terjadi jika suatu hubungan dibangun oleh keterpaksaan. Kala ada pihak yang dimenangkan dan dikalahkan. Kala kebersamaan telah menjadi bara panas dalam sekam. Ketidaknyamanan, rasa curiga, menyeruak ke permukaan. Duh, apa yang kau harapkan atas sedemikian rupa ikatan? Karena fitrah manusia itu ingin bahagia, membahagiakan dan dibahagiakan. lalu mengapa hidup dalam siksaan?

Lihat, dengar, rasakan. 
Lepaskan ikatan yang menyakitkan. Renungkan. Bukan, bukan berarti harus diputuskan. Namun, coba uraikan. Bisakah kusut diluruskan? Bisakah tali mati dilonggarkan? Agar ikatan menjadi simpul yang menyenangkan. 

Lihat, dengar, rasakan.
Sekira masih dapat dilonggarkan, sekira masih dapat diluruskan; maka lanjutkan.
Sekira tanya sesak, perih dan sakit dirasakan; maka tinggalkan.
Lepaskan ikatan yang menyakitkan.
Kita penguasa pikiran, pengendali perasaan dan penentu kehidupan.

Lihat, dengar, rasakan.

Yaa muqalibbal qulb tsabbit qalbi allaa dinnik.... 

Komentar

Postingan Populer