Rindu Mama
Assalamu'alaikum, Mama....
Selamat hari lahir, ya.. November dua puluh tiga.
Ga akan pernah lupa.
Bagaimana bisa?
Kita lahir di bulan yang sama.
Meski kata Mama, bintang kita ga sama.
Tapi sifat kita banyak yang sama.
Ya kerasnya, ngototnya, cerewetnya, cengengnya.
Hahahahahaa....
Tapi ada yang masih belum sama, Ma.
Shalat malam Rita belum serajin Mama.
Shaum sunnahnya pun begitu pula.
Masih banyak hal yang perlu Rita model dari Mama.
Bagaimana bisa menjadi Ibu yang hebat seperti Mama.
Menjadi sosok yang kuat batinnya.
Yang memiliki lautan maaf sedemikian luasnya.
Luka, bahagia, terbawa hingga saat tutup usia.
Masih jelas di ingatan.
Pagi terakhir saat Mama menjelang waktu kematian.
Menit-menit yang tidak pernah bisa terlupakan.
Tenang sekali. Indah sekali.
Rita melihat dengan mata kepala sendiri.
Bagaimana dahsyat ridla seorang suami,
bisa menghantarkan kepergian seorang istri.
Menuju ke pemilik sejati.
Ah, Papa Mama memang sangat berarti.
Berulangkali,
Papa minta Rita bilang ikhlas.
Sambil terus membimbing Mama kalimat tauhid dengan suara yang teramat jelas.
Terakhir, Papa berucap, "lepas, Ma. Papa ikhlas."
Lalu mama pergi.
Tanpa adegan menakutkan selayaknya yang diputar sinetron di televisi.
Mama pergi dengan teramat sangat tenang sekali.
Senyuman menghias pipi.
Rabbi.......
Singkat, Ma.
Waktu yang dipilihkan Allah untuk Mama.
Empat puluh empat tahun delapan bulan tiga belas hari tepatnya.
Dua puluh satu tahun kebersamaan kita, sejak Rita lahir ke dunia.
cukup menancap kuat dalam jiwa.
Terkadang, rasanya kehadiran Mama masih sangat terasa.
Saat akad nikah Rita, saat kelahiran #3musketeers tiba, saat wisuda S1 dan S2.
Rasanya Mama tetap ada disana.
Memeluk hangat meski tak terlihat.
Ah, anchor Mama memang luar biasa.
Terima kasih ya, Ma...
Buat segalanya.
Ma,
Sejak lama lintasan pertanyaan ini selalu menyapa:
gelapkah di alam kubur sana?
sepikah rasanya?
Semoga enggak ya.
Semoga doa-doa kami, anak-anak dan suami Mama bisa menerangkan alam penantian Mama.
Semoga dihangatkan alam kuburnya, ditenangkan istirahat panjangnya.
Sampai tiba waktu kita bersua, Mama.
Semoga Rita bisa memantaskan diri untuk bisa bersama Mama berkumpul di surgaNya.
Semoga ya, Ma....
Selamat hari lahir, ya.. November dua puluh tiga.
Ga akan pernah lupa.
Bagaimana bisa?
Kita lahir di bulan yang sama.
Meski kata Mama, bintang kita ga sama.
Tapi sifat kita banyak yang sama.
Ya kerasnya, ngototnya, cerewetnya, cengengnya.
Hahahahahaa....
Tapi ada yang masih belum sama, Ma.
Shalat malam Rita belum serajin Mama.
Shaum sunnahnya pun begitu pula.
Masih banyak hal yang perlu Rita model dari Mama.
Bagaimana bisa menjadi Ibu yang hebat seperti Mama.
Menjadi sosok yang kuat batinnya.
Yang memiliki lautan maaf sedemikian luasnya.
Luka, bahagia, terbawa hingga saat tutup usia.
Masih jelas di ingatan.
Pagi terakhir saat Mama menjelang waktu kematian.
Menit-menit yang tidak pernah bisa terlupakan.
Tenang sekali. Indah sekali.
Rita melihat dengan mata kepala sendiri.
Bagaimana dahsyat ridla seorang suami,
bisa menghantarkan kepergian seorang istri.
Menuju ke pemilik sejati.
Ah, Papa Mama memang sangat berarti.
Berulangkali,
Papa minta Rita bilang ikhlas.
Sambil terus membimbing Mama kalimat tauhid dengan suara yang teramat jelas.
Terakhir, Papa berucap, "lepas, Ma. Papa ikhlas."
Lalu mama pergi.
Tanpa adegan menakutkan selayaknya yang diputar sinetron di televisi.
Mama pergi dengan teramat sangat tenang sekali.
Senyuman menghias pipi.
Rabbi.......
Singkat, Ma.
Waktu yang dipilihkan Allah untuk Mama.
Empat puluh empat tahun delapan bulan tiga belas hari tepatnya.
Dua puluh satu tahun kebersamaan kita, sejak Rita lahir ke dunia.
cukup menancap kuat dalam jiwa.
Terkadang, rasanya kehadiran Mama masih sangat terasa.
Saat akad nikah Rita, saat kelahiran #3musketeers tiba, saat wisuda S1 dan S2.
Rasanya Mama tetap ada disana.
Memeluk hangat meski tak terlihat.
Ah, anchor Mama memang luar biasa.
Terima kasih ya, Ma...
Buat segalanya.
Ma,
Sejak lama lintasan pertanyaan ini selalu menyapa:
gelapkah di alam kubur sana?
sepikah rasanya?
Semoga enggak ya.
Semoga doa-doa kami, anak-anak dan suami Mama bisa menerangkan alam penantian Mama.
Semoga dihangatkan alam kuburnya, ditenangkan istirahat panjangnya.
Sampai tiba waktu kita bersua, Mama.
Semoga Rita bisa memantaskan diri untuk bisa bersama Mama berkumpul di surgaNya.
Semoga ya, Ma....
Alloohumaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghirro. Walijamii’il muslimiina walmuslimaat, walmu’miniina wal mu’minaat al ahyaa’i minhum wal amwaat, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraat, robbighfir warham wa anta khoirur raahimiin, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyul adhiim…
Komentar
Posting Komentar