Pintu Kedatangan dan Keberangkatan
Senang bepergian?
Pernahkah Anda meluangkan waktu sejenak untuk memperhatikan. Di setiap terminal, stasiun, bandara maupun pelabuhan selalu tersedia pintu keberangkatan dan pintu kedatangan. Letaknya bisa di kiri maupun kanan, belakang atau depan.
Untuk menuju kedua pintu, cukup dengan memperhatikan penanda pada papan. Pintu mana yang akan digunakan, tergantung pilihan dan kebutuhan.
Pada pintu kedatangan, para penumpang yang baru turun dari moda transportasi pilihan akan berbondong-bondong dengan beragam penampilan. Yang melenggang kangkung, membawa tas jinjing bahkan yang membawa koper besar dengan beragam barang bawaan tambahan. Di pintu bagian luar, menanti sanak famili, supir taxi, ojek online dan handai taulan yang beberapa lama sudah siap sedia dalam penantian. Selayaknya momen penantian saat awal kehidupan, ketika bayi-bayi dilahirkan. Betapa banyak bayi yang lahir normal sempurna, dengan sedikit gangguan maupun dengan penyakit atau cacat bawaan. Kehadiran mereka tetap dinanti orang-oramg kesayangan serta lingkungan. Beragam macam perasaan mengiringi kehadiran.
Lihat, dengar, rasakan.
Hal berbeda terjadi di pintu keberangkatan. Pemegang tiket akan leluasa melewati pos pemeriksaan. Menyerahkan kartu identitas yang oleh petugas akan diperiksa dan dicocokkan. Pengantar? Hanya sampai titik luar. Pun demikian gerbang akhir kehidupan. Pemegang tiket akan masuk untuk menuju fase lanjutan, hingga saat tiba di tujuan. Tiket apa? Tiket panggilan Sang Maha Pengatur Kehidupan. Para pengantar ibaratnya keluarga, sahabat, serta orang-orang yang berada di lingkungan. Mengantarkan dengan berbagai macam ekspresi, perasaan serta pikiran tentang orang-orang yang diantarkan. Ada tangis, kadang senyum dan tawa mengenang, marah atas belum terselesaikannya urusan. Sungguh, bahkan pintu kedatangan dan keberangkatan pun sejatinya adalah tentang pembelajaran kehidupan, perjalanan pemaknaan. Giliran kita kapan?
Lihat, dengar, rasakan.
Ya Rabb, Penguasa Kelahiran dan Kematian, tunjukkanlah jalan yang lurus menuju akhiran yang Kau ridlai. Pantaskanlah diri dan cukupkanlah amal saat melewati pintu keberangkatan diri. Karena hamba, tak ingin menjadi pribadi yang merugi.
Komentar
Posting Komentar