Rindu itu Perlu

Hei, kamu.
Tahukah kamu apa itu rindu?
Pernahkah merasa merindu?
Seperti apa rasa rindumu?
Samakah dengan definisi rinduku?

Rindu.
Muncul saat tak bertemu.
Menyelinap di batas waktu.
Menyeruak tanpa mengetuk pintu.

Siang ini, aku tergugu.
Ternyata ini rasanya rindu.
Bukan, bukan rindu yang mengharu biru.
Bukan rindu romantisme yang melagu.
Ini rindu kebersamaan bersama rekan seperjuangan yang ternyata selalu menunggu.
Menunggu untuk bergerak bersatu.
Melangkah bersama demi tujuan yang kami mau.
Mereka selalu ada disitu.

Lalu, aku tersadar pada hal itu.
Rindu itu perlu.
Untuk menggerakkan energi yang tersimpan dan seolah membatu..
Untuk menghangatkan rasa dan asa yang seolah membeku.
Padahal semua tetap ada disitu.
Menunggu.

Menunggu rindu.
Aah, iya, rindu itu perlu.
Karena bosan itu bila selalu bertemu,
Berkutat di seputar itu,
Berputar di sekitar situ,
Tak mundur apalagi maju.

Kemudian aku setuju.
Rindu itu, perlu.
Selayaknya Sang Pencipta membuat penanda waktu.
Pagi yang memandang senja di ujung sendu,
Siang yang setia pada malam bersemburat langit biru.
Panas menanti hujan dan angin menderu.
Dingin menanti matahari dan langit biru.

Semua merindu.
Lalu?
Ijinkan aku berterima kasih padamu,
Kamu, kamu dan kamu.
Karena telah bersedia membersamaiku,
Melangkah, jatuh, bangkit dan berlari selalu.
Kita tak selalu bersatu,
Tapi selalu ada setiap waktu.
Terima kasih telah mengajarkanku arti lain atas rindu.
Menyadarkanku,
Bahwa rindu itu perlu.
Selalu......

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer